1.PENGERTIAN
PENDERITAAN
1.1Pengertian
Penderitaan
Teori dasar Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan susuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat lahir atau batin atau lahir batin. Penderitaan dalam suatu siklus kehidupan, adalah sesuatu yang umum, Tentu saja standar deritanya berbeda untuk tiap orang, begitu juga masa penyelesainnya dan akhir cerita selesainya. Dan yang pastinya semua orang sangat menghindarkan diri dari penderitaan, walaupun sekecil apapun, sebab penderitaan dikatagorikan hal yang negatif yang hanya membuat hidup dan jiwa kita susah, demikian sebagian besar orang memaknainya.
Teori dasar Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan susuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat lahir atau batin atau lahir batin. Penderitaan dalam suatu siklus kehidupan, adalah sesuatu yang umum, Tentu saja standar deritanya berbeda untuk tiap orang, begitu juga masa penyelesainnya dan akhir cerita selesainya. Dan yang pastinya semua orang sangat menghindarkan diri dari penderitaan, walaupun sekecil apapun, sebab penderitaan dikatagorikan hal yang negatif yang hanya membuat hidup dan jiwa kita susah, demikian sebagian besar orang memaknainya.
Derita atau penderitaan bisa terjadi
dalam banyak kontek dan kemampuan jiwa kita untuk beradaptasi dengan masa
derita tersebut, sangat menentukan hasil akhir dari suatu siklus penderitaan.
Banyak keajaiban terjadi dari hasil deraan penderitaannya, banyak orang menjadi
pribadi baru, seolah mereka dilahirkan kembali setelah jiwanya diolah, ditempa
oleh satu penderitaan.
Tidak sedikit orang yang terbebas
dari penyakit berat yang membahayakan jiwanya, berucap“saya berterima kasih
atas derita yang pernah dialami, jika tidak mendapatkannya, saya tidak akan
menjadi seperti saat ini” nah kita melihat, dasar rasa
dari penderitaan tiap orang berbeda akhirnya, belum tentu dua orang dengan
penderitaan yang sama, akan berakhir dengan cerita yang sama.
Bobot dari ketabahan dan ketanguhan
jiwa kita akan sangat menentukan arti penderitaan tersebut. Ada orang yang
merasa sangat menderita, padahal bagi orang lain, ukuran derita yang
dialaminya, belum ada 10% dari derita diri yang dialaminya.
Ketabahan adalah suatu imunsistem
dari jiwa kita untuk ‘memerangi’ derita yang masuk dalam ruas kehidupan.
Imunsistem ini akan bertambah kuat jika orang tersebut hidup dalam lingkup,
orang-orang yang mempunyai ‘imunsistem’ bagus. Semangat juang dan ketabahan
merupakan ‘serdadu’ dari jiwa kita untuk menetralisir sel-sel derita yang
datang dan berkembang menjadi beban yang mengerogoti hati dan nurani kita.
Hubungan derita dengan kehidupan.
Penderitaan banyak sekali
hubungannya dengan alam pikiran seseorang, dan trauma-trauma masa lalu yang
mengendap pada jiwanya, Rasa derita yang muncul karena disebabkan oleh rejeki,
umumnya lebih berkaitan dengan fisik, sebagai contoh sederhana yang banyak bisa
kita lihat, penderitaan seorang anak jalanan yang kelaparan dan hidup menderita
di bawah kolong jembatan.
Jika kita pandang suatu penderitaan
dari segi positif, maka sejumlah ahli jiwa menerangkan, semua penyakit berawal
dari pikiran negatif, jadi jika kita menderita akibat penyakit, satu-satunya
jalan keluarlah dari area pikiran negatif yang selalu terbentuk di sanubari
kita. Jika penderitaan akibat ulah dari orang lain, tepiskanlah pemikiran bahwa
kita layak mendapatkannya, kita wajib berjuang untuk memutuskan tali derita
yang diikatkan orang lain pada kita, contoh soal jika penderitaan tersebut
berasal dari pasangan yang melakukan penganiayaan fisik atau psikis, maka kita
juga berhak untuk menyelesaikan penderitaan yang ada, sulit tapi pasti bisa
kita selesaikan, pilih dan aturlah cara penyelesaian yang memiliki resiko
sekecil mungkin. Karena akibat dari reaksi tentu ada resiko penderitaan lain
yang menanti.
1.2 contoh tentang penderitaan
Penderitaan
warga Palestina di Jalur Gaza makin berat akibat cuaca buruk. Selama sepekan
ini, angin bertiup kencang dan banjir melanda sejumlah tempat di Gaza. Warga
Gaza yang tinggal di kawasan kumuh dan rawan banjir mengalami cuaca dingin yang
menggigit dan guyuran hujan yang turun hampir setiap hari.Kondisi cuaca di Gaza
yang dingin dan kadang terjadi hujan badai, makin menambah penderitaan warga Gaza
yang sedang menghadapi krisis energi dan mengakibatkan terbatasnya aliran
listrik hingga 12 jam setiap harinya. Otorita pemerintahan di Jalur Gaza
melaporkan, lebih dari 300 keluarga menjadi korban banjir dan cuaca buruk.
Tujuh keluarga bahkan tidak memiliki tempat tinggal lagi karena rumah mereka
hancur diterjang banjir.
Di
Beit Lahiya, banjir menyebabkan putusnya sarana jalan utama, dan 15 keluarga di
daerah itu terpaksa dievakuasi. Namun banyak juga warga Gaza yang tinggal di
daerah rawan banjir, menolak dievakuasi meski ditawari tempat tinggal sementara
oleh otorita pemerintahan Gaza. Mereka khawatir rumah-rumah mereka tidak
diperbaiki jika ditinggalkan. Di Al-Saftawi, utara kota Gaza, satu keluarga
Al-Bishawi benar-benar hidup di tengah hujan badai. Air masuk ke dalam rumah
mereka dari pintu dan atap.
“Banjir terjadi sejak hari Kamis malam pekan kemarin, dan sebagian atap rumah kami tersapu angin,” kata Rafeeq Al-Bishawi, kepala keluarga itu.
“Banjir terjadi sejak hari Kamis malam pekan kemarin, dan sebagian atap rumah kami tersapu angin,” kata Rafeeq Al-Bishawi, kepala keluarga itu.
Ada
17 orang yang tinggal dalam rumah keluarga Al-Bishawi, termasuk anak-anak usia
balita dan beberapa bayi. Keluarga Al-Bishawi dan beberapa tetangganya
menempati kawasan kumuh Al-Saftawi, yang menjadi tempat pembuangan limbah tak
resmi. “Kami takut jika tampungan limbah itu jebol, kami semua akan tenggelam
dalam air limbah. Tapi kami tak punya tempat lain untuk berlindung,” ujar
Rafeeq.
Badan Panga Dunia (WFP) dan UNRWA sudah memberikan bantuan berupa matras pada keluarga-keluarga di Gaza yang menjadi korban banjir, termasuk menyediakan pasokan makanan, bekerjasama dengan kementerian sosial Gaza. Selain makanan, kementerian sosial juga menyediakan tempat-tempat mengungsi sementara
Badan Panga Dunia (WFP) dan UNRWA sudah memberikan bantuan berupa matras pada keluarga-keluarga di Gaza yang menjadi korban banjir, termasuk menyediakan pasokan makanan, bekerjasama dengan kementerian sosial Gaza. Selain makanan, kementerian sosial juga menyediakan tempat-tempat mengungsi sementara
2.SIKSAAN
2.1 Pengertian Siksaan
Siksaan atau penyiksaan (Bahasa
Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk
menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan
penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan
terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, sadisme,
pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau
tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan
sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat
digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan
kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah. Sepanjang
sejarah, siksaan telah juga digunakan sebagai cara untuk memaksakanpindah agama
atau cuci otak politik.
Penyiksaan
hampir secara universal telah dianggap sebagai pelanggaran berat hak asasi
manusia, seperti dinyatakan Deklarasi Hak Asasi Manusia. Para penandatangan
Konvensi Jenewa Ketiga dan Konvensi Jenewa Keempat telah menyetujui untuk tidak
melakukan penyiksaan terhadap orang yang dilindungi (penduduk sipil musuh atau
tawanan perang) dalam suatu konflik bersenjata. Penanda tangan UN Convention
Against Torture juga telah menyetujui untuk tidak secara sengaja memberikan
rasa sakit atau penderitaan pada siapapun, untuk mendapatkan informasi atau
pengakuan, menghukum, atau memaksakan sesuatu dari mereka atau orang ketiga.
Walaupun demikian, organisasi-organisasi seperti Amnesty International
memperkirakan bahwa dua dari tiga negara tidak konsisten mematuhi
perjanjian-perjanjian tersebut.
2.2
phobia
phobia (gangguan
anxietas fobik) adalah rasa ketakutan
yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena.
Fobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi
sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap Fobia sulit dimengerti. Itu
sebabnya, pengidap tersebut sering dijadikan bulan bulanan oleh teman
sekitarnya. Ada perbedaan "bahasa" antara pengamat fobia dengan
seorang pengidap fobia. Pengamat fobia menggunakan bahasa logika sementara
seorang pengidap fobia biasanya menggunakan bahasa rasa. Bagi pengamat dirasa
lucu jika seseorang berbadan besar, takut dengan hewan kecil seperti kecoak atau tikus. Sementara di bayangan
mental seorang pengidap fobia subjek tersebut menjadi benda yang sangat besar,
berwarna, sangat menjijikkan ataupun menakutkan.
Dalam keadaan normal setiap orang memiliki kemampuan
mengendalikan rasa takut. Akan tetapi bila seseorang terpapar terus menerus dengan
subjek Fobia, hal tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya fiksasi. Fiksasi adalah suatu keadaan dimana mental seseorang menjadi
terkunci, yang disebabkan oleh ketidak-mampuan orang yang bersangkutan dalam
mengendalikan perasaan takutnya. Penyebab lain terjadinya fiksasi dapat pula
disebabkan oleh suatu keadaan yang sangat ekstrem seperti trauma bom, terjebak lift dan
sebagainya.
Seseorang yang pertumbuhan mentalnya mengalami fiksasi
akan memiliki kesulitan emosi (mental blocks) dikemudian harinya. Hal tersebut
dikarenakan orang tersebut tidak memiliki saluran pelepasan emosi (katarsis)
yang tepat. Setiap kali orang tersebut berinteraksi dengan sumber Fobia secara
otomatis akan merasa cemas dan agar "nyaman" maka cara yang paling
mudah dan cepat adalah dengan cara "mundur kembali"/regresi kepada
keadaan fiksasi. Kecemasan yang tidak diatasi seawal mungkin berpotensi
menimbulkan akumulasi emosi negatif yang secara terus menerus ditekan kembali
ke bawah sadar (represi). Pola respon negatif tersebut dapat berkembang
terhadap subjek subjek fobia lainnya dan intensitasnya semakin meningkat.
Walaupun terlihat sepele, “pola” respon tersebut akan dipakai terus menerus
untuk merespon masalah lainnya. Itu sebabnya seseorang penderita fobia menjadi
semakin rentan dan semakin tidak produktif. Fobia merupakan salah satu dari
jenis jenis hambatan sukses lainnya.
2.3 Siksaan yang
Sifatnya Psikis
Sebelum
ini saya sudah membahas tentang siksaan yang berujung padang penderitaan akibat
semua siksaan yang di terima oleh seseorang,siksaan ternyata bisa berakibat
pada keadaan psikis orang yang mengalami nya,berikut ini saya akan menyebutkan
beberapa siksaan yang ternyata jika di lakukan dapat merubah psikis si orang
yang mengalaminya.
dibawah ini akan saya sebutkan 3(tiga) siksaan yang akibatnya bisa merubah keadaan psikis seseorang.
Yang pertama ada Kebimbangan,kebimbanga terjadi ketika seseorang tidak dapat mengambil keputusan untuk memilih salah satu yang bagus atau baik untuk dirinya dari beberapa pilihan yang telah ada di pikiran nya,namun beberapa orang yang memegang teguh prinsip hidupnya maka akan lebih singkat dalam memilih pilihan yang ada dan bahkan ia pun tidak merasa bimbang
Kedua yaitu Kesepian,Kesepian berasal dari kata sepi yang bisa diartikan seperti sendiri,tidak mempunyai teman atau sahabat,tidak ada suara dsb.Orang yang mengalami kesepian biasanya slalu merasa bahwa dirinya hidup di dunia ini tanpa teman yang bisa di ajak bicara atau bersosialisasi,salah satu faktor yang menyebabkan kesepian yaitu kurang nya pergaulan akhirnya membuat dia malu untuk bersosialisasi dengan teman dan orang sekitarnya,berujung pada rasa kesepian
Ketiga yaitu Ketakutan.Rasa takut slalu menjadi perasaan yang menyiksa bathin si penderita nya.selama seseorang tersebut merasa ketakutan,orang tersebut merasa sangat menderita dan berfikir akan melakuakn apapun agar ia bisa lepas dari rasa takutnya,menurut saya rasa takut jika di biarkan maka lama kelamaan akan berujung pada kekalutan mental,bahkan bisa menjadi gangguan kejiwaan atau GILA.
dibawah ini akan saya sebutkan 3(tiga) siksaan yang akibatnya bisa merubah keadaan psikis seseorang.
Yang pertama ada Kebimbangan,kebimbanga terjadi ketika seseorang tidak dapat mengambil keputusan untuk memilih salah satu yang bagus atau baik untuk dirinya dari beberapa pilihan yang telah ada di pikiran nya,namun beberapa orang yang memegang teguh prinsip hidupnya maka akan lebih singkat dalam memilih pilihan yang ada dan bahkan ia pun tidak merasa bimbang
Kedua yaitu Kesepian,Kesepian berasal dari kata sepi yang bisa diartikan seperti sendiri,tidak mempunyai teman atau sahabat,tidak ada suara dsb.Orang yang mengalami kesepian biasanya slalu merasa bahwa dirinya hidup di dunia ini tanpa teman yang bisa di ajak bicara atau bersosialisasi,salah satu faktor yang menyebabkan kesepian yaitu kurang nya pergaulan akhirnya membuat dia malu untuk bersosialisasi dengan teman dan orang sekitarnya,berujung pada rasa kesepian
Ketiga yaitu Ketakutan.Rasa takut slalu menjadi perasaan yang menyiksa bathin si penderita nya.selama seseorang tersebut merasa ketakutan,orang tersebut merasa sangat menderita dan berfikir akan melakuakn apapun agar ia bisa lepas dari rasa takutnya,menurut saya rasa takut jika di biarkan maka lama kelamaan akan berujung pada kekalutan mental,bahkan bisa menjadi gangguan kejiwaan atau GILA.
2.4 Penyebab Seseorang Merasa Ketakutan
Banyak
sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan, antara lain :
a.
Claustrophobia dan Agoraphobia.
b.
Claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup, sedangkan
Agoraphobia adalah rasa takut yang disebabkan seseorang berada di tempat terbuka
c.
Gamang merupakan ketakutan bila seseorang di tampat yang tinggi. Hal itu
disebabkan karena ia takut akibat berada di tempat yang yang tinggi, misalnya
seseoarang harus melewati jermbatan yang sempit, sedangkan dibawahnya air yang
mengalir, atau seseoprang takut meniti dinding tembok dibawahnya.
d.
Kegelapan merupakan suatu ketakutan seseorang bila ia berada di
tempatyang gelap. Sebab dalam pikirannya dalam kegelapan demikian
akan muncul sesuatu yang ditakuti, misalnya setan, pencuri, orang yang demikian
menghendaki agar ruangan tempat tidur selalu dinyalakan lampu yang terang .
e.
Kesakitan merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami
seseoarng yang takut diinjeksi, ia sudah berteriak-teriak sebelum jarum injeksi
ditusukkan kedalam tubuhnya,Hal itu disebabkan karena dalam pikirannya semuanya
akan menimbulkan kesakitan
f.
Kegagalan merupakan dari seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa
yang akan dijalankan mengalami kegagalan. Seseorang yang patah hati tidak mudah
untuk bercinta lagi, karena takut dalam percintaan berikutnya juga akan terjadi
kegagalan, trauma yang pernah dialaminya telah menjadikan dirinya ketakutan
kalau sampai terulang lagi.
3. Kekalutan Mental
3.1 pengertian kekalutan mental
Pengertian
kekalutan mental merupakan suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami
kekacauan dan kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya. Saat
mendapat kekalutan mental berarti seseorang tersebut sedang mengalami kejatuhan
mental dan tidak tahu apa yang mesti dilakukan oleh orang tersebut. Dengan
mental yang jatuh tersebut tak jarang membuat orang yang mengalami kejatuhan
mental menjadi tak waras lagi atau gila. Karena itu orang yang mengalami
kejatuhan atau kekalutan mental seharusnya mendapat dukungan moril dari
orang-orang dekat di sekitarnya seperti orangtua, keluarga atau bahkan
teman-teman dekat atau teman-teman pergaulannya. Hal tersebut dibutuhkan agar
orang tersebut mendapat semangat lagi dalam hidup.
3.2
gejala-gejala seseorang mengalami kekalutan mental
Gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan
mental adalah :
- Nampak
pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada
lambung.
- Nampak
pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu,
mudah marah.
3.3 tahap-tahap gangguan kejiwaan
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
o Gangguan
kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita bisa jasmana maupun
rohani.
o Usaha mempertahankan diri dengan
cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara benahan dirinya salah;
pada orang yang tidak menderita gantran kejiwaan bila menghadapi persoalan,
justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi
bukan melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
o Kekalutan
merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami
gangguan.
3.4 sebab-sebab timbulnya kekalutan mental
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental, dapat banyak
disebutkan antara lain sebagai berikut :
· Kepribadian
yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempuma; hal-hal
tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri yang secara
berangsur-angsur akan menyudutkan kaedudukannya dan menghancurkan mentalnya.
· Terjadinya
konflik sosial budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa
yang ada dalam masyarakat, sehingga is tidak dapat menyesuaikan diri lagi;
misalnya orang pedesaan yang berat menyesuaikan diri dengan kehidupan kota,
orang tea yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dan
masa jayanya dulu.
· Cara
pematangan batin yang salah dengan memberikan realcsi yang berlebihan terhadap
kehidupan sosial; over acting sebagai overcompensatie.
3.5 proses-proses kekalutan mental
Proses
kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya kearah positif dan
negative. Posotf; trauma jiwa yang dialami dijawab dengan baik sebgai usaha
agar tetap survey dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut, ataupun
melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam hidupnya. Negatif;
trauma yang dialami diperlarutkan sehingga yang bersangkutan mengalami fustasi,
yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk
fustasi antara lain :
1. agresi berupa kamarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadi hypertensi atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya
2. regresi adalah kembali pada pola perilaku yang primitive atau kekanak-kanakan
3. fiksasi; adalah peletakan pembatasan pada satu pola yang sama (tetap) misalnya dengan membisu
4. proyeksi; merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negative kepada orang lain
5. Identifikasi; adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya
6. narsisme; adalah self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari paa orang lain
7. autisme; ialah menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yagn dapat menjurus ke sifat yang sinting.
1. agresi berupa kamarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadi hypertensi atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya
2. regresi adalah kembali pada pola perilaku yang primitive atau kekanak-kanakan
3. fiksasi; adalah peletakan pembatasan pada satu pola yang sama (tetap) misalnya dengan membisu
4. proyeksi; merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negative kepada orang lain
5. Identifikasi; adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya
6. narsisme; adalah self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari paa orang lain
7. autisme; ialah menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yagn dapat menjurus ke sifat yang sinting.
4.
Penderitaan dan perjuangan
Setiap
manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan. Penderitaan
adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah
kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal
mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah
mahluk berbudaya, dengan kata berbudaya itu ia berusaha mengatasi penderitaan
yang mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia itu kreatif, baik bagi
penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau mengamati
penderitaan.
Penderitaan
dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia
hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan
juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap
hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus itu optimis, ia harus
berusaha mengatasi kesulitan hidup. Allah berfirman dalam surat Arra'du ayat
11, bahwa Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri
yang berusaha merubahnya.
Pembebasan
dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah
berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakatsekitar,
dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan
malapetaka.
Apabila
kita memperhatikan dan membaca riwayat hidup para pemimpin bangsa, orang-orang
besar di dunia, sebagian dari kehidupannya dilalui dengan penderitaan dan penuh
perjuangan. Pemimpin kita Bung Karno dan Bung Hatta berapa lama mendekam dalam
penjara kolonial karena perjuangannya memerdekakan bangsa. Demikian juga para
pemimpin-pemimpin kita yang lain.
5.
Penderitaan, media masa dan seniman
Bagi media masa dan seniman penderitaan dibuat melalui karya
sastra yang dapat dikomunikasikan kepada masyarakat sehingga ikut merasakan
penderiaan tersebut. Dalam dunia modern sekarang ini kemungkinan terjadi
penderitaan itu lebih besar. Hal ini telah dibuktikan oleh kemajuan teknologi
dan sebagainya.Penderitaan yang terjadi di
seluruh dunia merupakan salahs atu obyek sasaran media massa untuk membuat
berita,kemudian akan sampai ke seluruh penjuru masyarakat termasukpara seniman
yang kemudian akan mengapresiasikan rasasimpatinya melalui karya seni
Mensejahterakan manusia dan sebagian lainnya membuat
manusia. Penciptaan bom atom, reaktor nuklir, pabrik senjata, peluru kendali,
pabrik bahan kimia merupakan sumber peluang terjadinya penderitaan manusia. Hal
ini sudah terjadi seperti bom atom di Hirosyima dan Nagasaki, kebocoran reaktor
nuklir di Unisovyet, kebocoran gas beracun di India. Penggunaan peluru kendali
dalam perang Irak.
Beberapa sebab lain yang menimbulkan penderitaan manusia
ialah kecelakaan, bencana alam, bencana perang dan lain-lain. Contohnya ialah
tenggelamnya kapal Tampomas Dua di perairan Masalembo, jatuhnya pesawat
hercules yang mengangkut para perwira muda di Condet, meletusnya gunung
Galunggung, perang Irak dan Iran.
Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk
mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada
masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan
sikap antara sesama manusia terutama bagi yang merasa simpati. Tetapi tidak
kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni,
sehingga para pembaca, penontonnya dapat menghayati penderitaan sekaligus
keindahan karya seni. Sebagai contoh bagaimana penderitaan anak yang bernama
Arie Hanggara yang mati akibat siksaan orang tuanya sendiri yang difilmkan
dengan judul Arie Hanggara.
6. Penderitaan dan sebab-sebabnya
Apabila
kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya
penderitaan, maka penderitaan dapat diperinci sebagai berikut :
· Penderitaan
yang timbul karena perbuatan manusia Penderitaan yang menimpa manusia karena
perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dengan alam
sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat
memperbaiki nasibnya.
Perbedaan
nasib buruk dan takdir, kalau takdir Tuhan yang menentukan sedangkan nasib
buruk itu manusia penyebabnya. Karena perbuatan buruk antara sesama manusia
maka manusia lain menderita misalnya:
1. Pembantu
rumah tangga yang diperkosa, disekap, disiksa oleh majikannya, sudah pantas
jika majikan yang biadab itu diganjar dengan hukuman penjara oleh Pengadilan
Negri Surabaya supaya perbuatan itu dapat diperbaiki dan sekaligus merasdakan
penderitaan, sedngkan pembantu yang telah menderita itu dipulihkan.
2. Perbuatan
buruk orang tua Arie Hanggara yang menganiaya anak kandungnya sendiri sampai
mengakibatkan kematian, sudah pantas jika dijatuhi hukuman oleh pengadilan
Negri Jakarata Pusat supaya perbuatannya itu dapat diperbaiki dan sekaligus
merasakan penderitaan.
3. Perbuatan
buruk pejabat pada zaman Orde Lama dilukiskan oleh seniman Rendra dalam
puisinya "Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta" perbuatan buruk
yang merendahkan derajad kaum wanita, yang memandang wanita tidak lebih dari
pemuas nafsu seksual. Karya Rendra ini dipandang sebagai salah satu usaha
memperbaiki nasib buruk itu dengan mengkombinasikannya kepada masyarakat
termasuk pejabat dan pelacur ibu kota itu. Perbuatan buruk manusia terhadap
lingkungannya juga menyebabkan penderitaan manusia, Tetapi manusia tidak
menyadari hal ini.
· Penderitaan yang timbul karena
penyakit, siksaan / azab Tuhan Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat
atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat
merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu. Banyak contoh kasus
penderitaan semacam ini dialami manusia. Beberapa kasus penderita dapat
diungkapkan berikut ini :
1. Seorang
anak lelaki buta sejak dilahirkan, diasuh dengan tabah oleh orang tuanya. Ia
disekolahkan, karena kecerdasannya, ia memperoleh pendidikan sampai di
Universitas dan akhirnya memperoleh gelar Doktor di Universitas Dsabone
Perancis. Dia adalah Prof. DR Thaha Husen, guru besar Universitas di Kairo,
Mesir.
2. Nabi
Ayub mengalami siksaan Tuhan, tetapi dengan sabar ia menerima cobaan ini.
Bertahun-tahun ia menderita penyakit kulit, sehingga istrinya bosan
memeliharanya, dan ia dikucilkan. Berkat kesabaran dan pasrah kepada Tuhan,
sembuhlah ia dan tampak lebih muda, sehingga istrinya tidak mengenalinya lagi.
Disini kita dihadapkan kepada masalah sikap hidup kesetiaan, kesabaran, tawakal,
percaya, pasrah, tetapi juga sikaphidup yang lemah seperti kesetiaan dan
kesabaran sang istri yang luntur karena penyakit Nabi Ayub yang cukup lama.
7. Pengaruh
Penderitaan
Kita sudah tahu bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi
penderitaan itu adalah faktor internal dan faktor eksternal. Eksternal
datangnya dari luar diri manusia. Factor ini dapat dibedakan atas dua macam ;
yaitu eksternal murni dan tak murni. Eksternal murni adalah penyebab yang benar
– benar berasal dari luar diri manusia yang bersangkutan. Penderitaan itu tidak
bukan merupakan akibat ulah manusia yang bersangkutan.
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh
pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa
sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena
tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri, Sikap ini diungkapkan
dalam peribahasa "Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak
berguna" ,"nasib sudah menjadi bubur".
Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti,
misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup. Sikap
positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan
rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan
penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan.
Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan
mungkin timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa, ia
berjuang menentang kawin paksa, anti ibu tiri,ia berjuang menentang kekerasan
dan lain-lainnya Apabila sikap negatif dan positif ini dikomunikasikan oleh
para seniman kepada para pembaca, penonton, maka para pembaca, para penonton
akan memberikan penilainnya.
Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan
perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan
keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan
keadaan yang lebih sesuai, keadaan yang berupa hambatan harus disingkirkan.
sumber:
Buku
MKDU Ilmu Budaya Dasar, Universitas Gunadarma.
0 komentar:
Posting Komentar