1.PENGERTIAN
PANDANGAN HIDUP DAN IDEOLOGY
1.1 Pengertian Pandangan Hidup
Pandangan hidup
merupakan sesuatu yang sulit untuk dikatakan, sebab kadang-kadang pandangan
hidup hanya merupakan suatu idealisme belaka yang mengikuti kebiasaan berpikir
didalam masyarakat. Pandangan hidup juga bisa diimplementasikan sebagai
hasil-hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman, fakta, dan sikap meyakini
sesuatu yang diringkas sebagai pegangan, pedoman, petunjuk, atau arahan.
Pandangan hidup sangat
bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau negara. Segala perbuatan,
sikap, dan aturan yang diwujudkan dalam berbagai bentuk, merupakan refleksi
dari pandangan hidup yang telah dirumuskan. Pandangan hidup sering disebut
filsafat hidup. Filsafat hidup sendiri diarti-konkritkan sebagai kecintaan atau
kebenaran yang bisa dicapai oleh siapapun. Maka dari itu, pandangan hidup
dengan hakikat bisa dicapai oleh siapapun itu, sangat diperlukan oleh tiap
manusia. Pandangan hidup tiap orang bisa berbeda bisa juga sama.
1.2 Macam-Macam
Sumber Pandangan Hidup
Pandangan hidup
banyak sekali macamnya dan ragamnya. Akan tetapi pandangan hidup dapat
diklasifikasikan berdasaikan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
(A) Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
(B) Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norms yang terdapat pada negara tersebut.
(C) Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
(A) Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
(B) Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norms yang terdapat pada negara tersebut.
(C) Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
1.3 Pandangan Hidup Muslim
Dalam tradisi Islam
klasik terma khusus untuk pengertian worldview belum diketahui, meski tidak
berarti Islam tidak memiliki worldview. Para ulama abad 20 menggunakan terma
khusus untuk pengertian worldview ini, meskipun berbeda antara satu dengan yang
lain. Maulana al-Mawdudi mengistilahkannya dengan Islami nazariat (Islamic
Vision), Sayyid Qutb menggunakan istilah al-Tasawwur al-Islamy (Islamic
Vision), Mohammad Ashif al-Zayn menyebutnya al-Mabda’ al-Islamy (Islamic
Principle), Prof. Syed Naquib al-Attas menamakannya Ru’yatul Islam lil wujud
(Islamic Worldview). Meskipun istilah yang dipakai berbeda-beda pada umumnya
para ulama tersebut sepakat bahwa Islam mempunyai cara pandangnya sendiri
terhadap segala sesuatu. Penggunaan kata sifat Islam menunjukkan bahwa istilah
ini sejatinya adalah netral. Artinya agama dan peradaban lain juga mempunyai
Worldview, Vision atau Mabda’, sehingga al-Mabda’ juga dapat dipakai untuk cara
pandang komunis al-Mabda’ al-Shuyu’i, Western worldview, Christian worldview,
Hindu worldview dll. Maka dari itu ketika kata sifat Islam diletakkan didepan
kata worldview, Vision atau Mabda’ maka makna etimologis dan terminologis
menjadi berubah. Penjelasan dari istilah menunjukkan akan hal itu:
Manurut al-Mauwdudi,
yang dimaksud Islami Nazariyat (worldview) adalah pandangan hidup yang dimulai
dari konsep keesaan Tuhan (shahadah) yang berimplikasi pada keseluruhan
kegiatan kehidupan manusia di dunia. Sebab shahadah adalah pernyataan moral
yang mendorong manusia untuk melaksanakannya dalam kehidupannya secara
menyeluruh.
Shaykh Atif al-Zayn
mengartikan mabda’ sebagai aqidah fikriyyah (kepercayaan yang rasional) yang
berdasarkan pada akal. Sebab setiap Muslim wajib beriman kepada hakekat wujud
Allah, kenabian Muhammad saw, dan kepada al-Qur’an dengan akal. Iman kepada
hal-hal yang ghaib itu berdasarkan cara penginderaan yang diteguhkan oleh akal
sehingga tidak dapat dipungkiri lagi. Iman kepada Islam sebagai Din yang
diturunkan melalu Nabi Muhammad saw untuk mengatur hubungan manusia dengan
Tuhan, dengan dirinya dan lainnya.
Sayyid Qutb mengartikan
al-tasawwur al-Islami, sebagai akumulasi dari keyakinan asasi yang terbentuk
dalam pikiran dan hati setiap Muslim, yang memberi gambaran khusus tentang
wujud dan apa-apa yang terdapat dibalik itu.
Bagi Naquib al-Attas
worldview Islam adalah pandangan Islam tentang realitas dan kebenaran yang
nampak oleh mata hati kita dan yang menjelaskan hakekat wujud; oleh karena apa
yang dipancarkan Islam adalah wujud yang total maka worldview Islam berarti
pandangan Islam tentang wujud (ru’yaat al-Islam lil-wujud).
Pandangan-pandangan diatas telah cukup baik menggambarkan karakter Islam sebagai suatu pandangan hidup yang membedakannya dengan pandangan hidup lain. Namun, jika kita kaji keseluruhan pemikiran dibalik definisi para ulama tersebut kita dapat beberapa orientasi yang berbeda. Al-Maududi lebih mengarahkan kepada kekuasaan Tuhan yang mewarnai segala aktifitas kehidupan manusia, yang berimplikasi politik. Shaykh Atif al-Zayn dan Sayyid Qutb lebih cenderung mamahaminya sebagai seperangkat doktrin kepercayaan yang rasional yang implikasnya adalah ideologi. Naquib al-Attas lebih cenderung kepada makna metafisis dan epistemologis.
Pandangan-pandangan diatas telah cukup baik menggambarkan karakter Islam sebagai suatu pandangan hidup yang membedakannya dengan pandangan hidup lain. Namun, jika kita kaji keseluruhan pemikiran dibalik definisi para ulama tersebut kita dapat beberapa orientasi yang berbeda. Al-Maududi lebih mengarahkan kepada kekuasaan Tuhan yang mewarnai segala aktifitas kehidupan manusia, yang berimplikasi politik. Shaykh Atif al-Zayn dan Sayyid Qutb lebih cenderung mamahaminya sebagai seperangkat doktrin kepercayaan yang rasional yang implikasnya adalah ideologi. Naquib al-Attas lebih cenderung kepada makna metafisis dan epistemologis.
1.4 Pengertian Ideologi
Ideologi adalah
kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan
oleh Destutt
de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk
mendefinisikan "sainstentang ide".
Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang
komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung),
secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah
filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh
kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan untama dibalik
ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif.
Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide)
yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti
politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi
walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit.
1.5 Hak Ideologi
Hak Ideologi ada dua, yaitu :
1. Hak memperoeh
kebebasan
2. Hak memperoleh
perlindungan sebagai warga Negara
2.CITA
CITA
Menurut
kamus umum bahasa Indonesia, yang disebut cita – cita adalah keinginan,
harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun
tujuan merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang. Dengan
demikian cita – cita merupakan pandangan masa depan, merupakan pandangan hidup
yang akan datang. Pada umumnya cita – cita merupakan semacam garis linier yang
makin tinggi, dengan perkataan lain, cita – cita merupakan keinginan, harapan
dan tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya.
3.KEBAJIKAN
3.1 Pengertian Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan
atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan
moral, perbuatan yang sesuai dengan norma – norma agama dan etika.
Untuk melihat apa itu
kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu manusia sebagai mahluk
pribadi, manusia sebagai anggota masyarakat dan manusia sebagai mahluk Tuhan.
Sebagai mahluk pribadi,
manusia dapat menentukan senditi apa yang baik dan apa yang buruk. Suara hati
selalu memilih yang baik, sebab itu ia selalu mendesak orang untuk berbuat yang
baik bagi dirinya.
Sebagai anggota masyarakat, maka seseorang juga terikat dengan suara masyarakat. Setiap masyarakat adalah kumpulan pribadi – pribadi, sebagaimana suara hati tiap pribadi selalu menginginkan yang baik.
Sebagai anggota masyarakat, maka seseorang juga terikat dengan suara masyarakat. Setiap masyarakat adalah kumpulan pribadi – pribadi, sebagaimana suara hati tiap pribadi selalu menginginkan yang baik.
Sebagai mahluk Tuhan,
manusia pun harus mendengarkan perintah Tuhan. Perintah tuhan selalu
memerintahkan agar manusia berbuat baik dan menghindari perbuatan yang tidak
baik.
3.2 Faktor-Faktor yang Menentukan Tingkah Laku Seseorang
1.Faktor Internal
Tingkah laku manusia adalah corak kegiatan yang sangat
dipengaruhi oleh factor yang ada dalam dirinya. Faktor-faktor intern yang
dimaksud adalah :
a. Jenis Ras atau Keturunan
Setiap ras yang ada di dunia memperlihatkan tingkah laku yang
khas. Tingkah laku khas ini berbeda pada setiap ras, karena memiliki ciri-ciri
tersendiri. Ciri perilaku ras Negroid antara lain bertemperamen keras, tahan
menderita, menonjol dalam kegiatan olah raga. Ras Mongolid mempunyai ciri
ramah, senang bergotong royong, agak tertutup/pemalu dan sering mengadakan
upacara ritual. Demikian pula beberapa ras lain memiliki ciri perilaku yang
berbeda pula.
b. Jenis Kelamin
Perbedaan perilaku berdasarkan jenis kelamin antara lain cara
berpakaian, melakukan pekerjaan sehari-hari, dan pembagian tugas pekerjaan.
Perbedaan ini bisa dimungkikan karena faktor hormonal, struktur fisik maupun
norma pembagian tugas. Wanita seringkali berperilaku berdasarkan perasaan,
sedangkan orang laki-laki cenderug berperilaku atau bertindak atas pertimbangan
rasional.
c. Sifat Fisik
Kretschmer Sheldon membuat tipologi perilaku seseorang
berdasarkan tipe fisiknya. Misalnya, orang yang pendek, bulat, gendut, wajah
berlemak adalah tipe piknis. Orang dengan ciri demikian dikatakan senang
bergaul, humoris, ramah dan banyak teman.
d. Kepribadian
Kepribadian adalah segala corak kebiasaan manusia yang terhimpun
dalam dirinya yang digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap
segala rangsang baik yang datang dari dalam dirinya maupun dari lingkungannya,
sehingga corak dan kebiasaan itu merupakan suatu kesatuan fungsional yang khas
untuk manusia itu. Dari pengertian tersebut, kepribadian seseorang jelas sangat
berpengaruh terhadap perilaku sehari-harinya.
e. Intelegensi
Intelegensia adalah keseluruhan kemampuan individu untuk
berpikir dan bertindak secara terarah dan efektif. Bertitik tolak dari
pengertian tersebut, tingkah laku individu sangat dipengaruhi oleh
intelegensia. Tingkah laku yang dipengaruhi oleh intelegensia adalah tingkah
laku intelegen di mana seseorang dapat bertindak secara cepat, tepat, dan mudah
terutama dalam mengambil keputusan.
f. Bakat
Bakat adalah suatu kondisi pada seseorang yang memungkinkannya
dengan suatu latihan khusus mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan
keterampilan khusus, misalnya berupa kemampuan memainkan musik, melukis, olah
raga, dan sebagainya.
2.Faktor Eksternal
a. Pendidikan
Inti dari kegiatan pendidikan adalah proses belajar mengajar.
Hasil dari proses belajar mengajar adalah seperangkat perubahan perilaku.
Dengan demikian pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku
seseorang. Seseorang yang berpendidikan tinggi akan berbeda perilakunya dengan
orang yang berpendidikan rendah.
b. Agama
Agama akan menjadikan individu bertingkah laku sesuai dengan
norma dan nilai yang diajarkan oleh agama yang diyakininya.
c. Kebudayaan
Kebudayaan diartikan sebagai kesenian, adat istiadat atau
peradaban manusia. Tingkah laku seseorang dalam kebudayaan tertentu akan
berbeda dengan orang yang hidup pada kebudayaan lainnya, misalnya tingkah laku
orang Jawa dengan tingkah laku orang Papua.
d. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu,
baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh untuk
mengubah sifat dan perilaku individu karena lingkungan itu dapat merupakan
lawan atau tantangan bagi individu untuk mengatasinya. Individu terus berusaha
menaklukkan lingkungan sehingga menjadi jinak dan dapat dikuasainya.
e. Sosial Ekonomi
Status sosial ekonomi seseorang akan menentukan tersedianya
suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial
ekonomi ini akan mempengaruhi perilaku seseorang.
4.USAHA
ATAU PERJUANGAN
4.1 Pengertian Usaha/Perjuangan
Usaha / perjuangan
adalah kerja keras untuk mewujudkan cita – cita. Setiap manusia harus kerja
keras untuk kelanjutan hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha /
perjuangan. Perjuangan untuk hidup dan ini sudah kodrat manusia. Tanpa usaha /
perjuangan, manusia tidak dapat hidup sempurna. Apabila manusia bercita – cita
menjadi kaya, ia harus bekerja keras. Apabila seseorang bercita – cita menjadi
ilmuwan, ia harus rajin belajar dan tekun serta memenuhi semua ketentuan
akademik.
4.2 Satu Ayat Al-Qur’an Tentang Usaha
/Perjuangan
Sebagaimana hadist yang diucapkan Nabi Besar
Muhannad S.A.W. yang ditunjukkan kepada para pengikutnya : “Bekerjalah kamu
seakan-akan kamu hidup selama-lamanya, dan beribadahlah kamu seakan-akan kamu
akan mati bersok”. Allah berfirman dalam Al-Quran surat Ar-Ra’du ayat 11
:“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum, kecuali jika mereka
mengubah keadaan diri mereka sendiri”.
5. KEYAKINAN DAN KEPERCAYAAN
5.1 Tiga Aliran Filsafat
·
Aliran Naturalisme yaitu hidup
manusia dihubungkan dengan kekuaan gaib.
·
Aliran Intelektualisme yaitu
berdsarkan logika atau akal.
·
Aliran gabungan yaitu kekuatan gaib
dan juga akal.
5.2 Pengertian Keyakinan atau
Kepercayaan
Kepercayaan dalam
bahasa inggrisnya dinamakan “trust or believe” ini merupakan suatu bentuk nyata
dalam kehidupan dimana menjadi berharga dari intan berlian sekalipun. Agama pun
mengajarkan pentingnya kepercayaan pada Tuhan Yang Maha Esa atau Allah SWT. Ini
esensi penting dalam beragama karena tanpa ini maka keimanan seseorang
diragukan. Orang yang tidak mempercayai Tuhan adalah atheis.
6. LANGKAH LANGKAH BERPANDANGAN HIDUP YANG BAIK
Langkah-langkah
nya adalah :
1. Mengenal, suatu
kodrat manusia yang merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya.
2. Mengerti, maksudnya
mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri.
3.
Menghayati, dengan menghayati hidup kita memperoleh gambaran yang tapat
dan benar mengenai kebenaran pandangan hidup itu sendiri.
4.
Meyakini, merupakan suatu hal untuk cendeerung memperoleh suatu
kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
5.
Mengabdi, merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini
sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh
orang lain.
6.
Mengamankan, mungkin sudah merupakan sifat manusia bahwa bila sudah
mengabdikan diri pada suatu pandangan hidup lalu ada orang lain yang menggangu
dan atau menyalahkannya tentu dia tidak menerima dan bahkan cenderung untuk
mengadakan perlawan
Sumber :