A.Pengertian
cinta kasih
Menurut kamus umum bahasa
Indonesia karya W.J.S Poerwadarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada)
atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik
hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau
menaruh belas kasihan. Dengan kata lain cinta dan kasih memiliki hampir
kesamaan arti tetapi kata kasih memperkuat arti dari cinta.
Terdapat perbedaan antara
cinta dan kasih, cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam
sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah kepada
yang dicintai. Cinta samasekali bukan nafsu. Perbedaan antara cinta
dengan nafsu adalah sebagai berikut:
·
Cinta
bersifat manusiawi
·
Cinta
bersifat rokhaniah sedangkan nafsu bersifat jasmaniah.
·
Cinta
menunjukkan perilaku memberi, sedangkan nafsu cenderung menuntut.
Ada
3 unsur tentang cinta, yaitu:
1 . Keintiman : kedekatan hub
2. Gairah : secara sexual, cantik,ganteng,dll
3. Komitmen : pernyataan bahwa kau pacarku
2. Gairah : secara sexual, cantik,ganteng,dll
3. Komitmen : pernyataan bahwa kau pacarku
kemungkinan:
a) keintiman+komitmen =Cinta Hampa = ada pernyataan pacaran , ada kedekatan tp nga ada nafsu (ketertarikan lawan jenis)
b) =komitmen+Nafsu=:Cinta Romantis ada pernyataan dan ada ketertarikan terhadap lawan jenis (merasa pasanganya cantik,guanteng,dll)
c) = Nafsu+keintiman=Cinta Semberonoo: ada ketertarikan,ada kedekatan hubungan tapi tidak ada status pacaran.
a) keintiman+komitmen =Cinta Hampa = ada pernyataan pacaran , ada kedekatan tp nga ada nafsu (ketertarikan lawan jenis)
b) =komitmen+Nafsu=:Cinta Romantis ada pernyataan dan ada ketertarikan terhadap lawan jenis (merasa pasanganya cantik,guanteng,dll)
c) = Nafsu+keintiman=Cinta Semberonoo: ada ketertarikan,ada kedekatan hubungan tapi tidak ada status pacaran.
Tiga
Unsur Segitiga Cinta
Untuk lebih jelasnya, berikut dibawah ini adalah
penggambaran dari unsur dalam segitiga cinta.
Ada
tiga tingkat cinta.
1. Pertama,
cinta atas dasar harapan mendapat sesuatu. Yaitu ketika seorang yang mencintai
kekasihnya karena menginginkan sesuatu dari kekasihnya itu. Dan sesuatu yang
diinginkannya itu biasanya berujud materi.
2. Kedua,
cinta atas dasar mengharap ridho kekasih. Cinta seperti ini lebih tinggi
tingkatannya dari yang pertama. Yaitu mencintai kekasih karena semata mengharap
ridhonya. Orang yang memiliki cinta tingkat kedua ini akan melakukan apapun
secara sukarela dengan tujuan agar kekasih mendapatkan kebahagiaan. Agar
kekasih memperoleh kesenangan. Agar kekasih terhindar dari marabahaya, dll.
Terkadang ada dia berani mengambil resiko besar dalam melakukan hal-hal
tersebut. Terkadang dia bersedia melakukan sesuatu yang konyol dan memalukan.
Terkadang dia mau melakukan sesuatu yang tidak masuk akal.
3. Ketiga,
cinta atas dasar mengharap Ridho Allah sekaligus ridho kekasih. Inilah cinta
sejati. Inilah cinta tertinggi. Pada cinta jenis kedua (mengharap ridho
kekasih), adakalanya orang tersebut melakukan sesuatu dengan tulus namun apa
yang dilakukannya itu tidak diridhoi oleh Allah, Sang Pencipta Cinta. Artinya
apa yang dilakukannya itu menyimpang dari aturan-aturan agama. Jika demikian
adanya, maka dia dan kekasihnya tidak akan merasakan kebahagiaan sejati. Yang
dirasakannya hanyalah kesenangan jangka pendek dan bersifat semu.
Dalam kehidupan manusia,
cinta menampakan diri dalam berbagai bentuk. Kadang – kadang seseorang mencintai
dirinya sendiri. Kadang – kadang mencintai orang lain. Atau juga mencintai anak
dan istrinya, hartanya, Allah dan rasulnya. Ada berbagai bentuk cinta yaitu :
1. Cinta Persaudaraan, diwujudkan
manusia dalam tingkah atau perbuatannya. Cinta persaudraan tidak mengenal
adanya batas – batas manusia berdasarkan SARA.
2. Cinta Keibuan, kasih
sayang yang bersumber pada cinta seorang ibu terhadap anaknya.
3. Cinta Erotis, kasih sayang
yang bersumber dai cinta erotis (birahi) merupakan sesuatu yang sifatnya khusus
sehingga memperdayakan cinta yang sesunguhnya. Namun, bila orang yang melakukan
hubungan erotis tanpa disadari rasa cinta, di dalamnya sama sekali tidak
mungkin timbul rasa kasih sayang.
4. Cinta Diri Sendiri, yaitu
bersumber dai diri sendiri. CInta diri sendiri bernilai positif jika mengandung
makna bahwa seseorang dapat mengurus dirinya dalam kebutuhan jasmani dan
rohani.
5. Cinta Kepada Allah
Menurut Dr. Salito W. Sarwono dalam artikel yang berjudul
Segitiga Cinta , bukan cinta segitiga dikatakan bahwa cinta yang ideal memiliki
3 unsur, yaitu:
• Keterikatan, adalah perasaan untuk hanya bersama orang yang dicintai, segala prioritas hanya untuk dia.
• Keintiman, yaitu adanya kebiasaan – kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa tidak ada jarak lagi, sehingga panggilan formal diganti dengan sekedar nama panggilan.
• Kemesraan, yaitu rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen apabila jauh atau lama tak bertemu, ucapan – ucapan yang menyatakan sayang, saling menium, merangkul dan sebagainya.
• Keterikatan, adalah perasaan untuk hanya bersama orang yang dicintai, segala prioritas hanya untuk dia.
• Keintiman, yaitu adanya kebiasaan – kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa tidak ada jarak lagi, sehingga panggilan formal diganti dengan sekedar nama panggilan.
• Kemesraan, yaitu rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen apabila jauh atau lama tak bertemu, ucapan – ucapan yang menyatakan sayang, saling menium, merangkul dan sebagainya.
B.Cinta
Menurut Ajaran Agama Islam
Definisi Cinta
Definisi Cinta
Untuk mendefinisikan cinta
sangatlah sulit, karena tidak bisa dijangkau dengan kalimat dan sulit diraba
dengan kata-kata. Ibnul Qayyim mengatakan: “Cinta tidak bisa didefinisikan
dengan jelas, bahkan bila didefinisikan tidak menghasilkan (sesuatu) melainkan
menambah kabur dan tidak jelas, (berarti) definisinya adalah adanya cinta itu
sendiri.” (Madarijus Salikin, 3/9)
Hakikat Cinta
Hakikat Cinta
Cinta adalah sebuah amalan
hati yang akan terwujud dalam (amalan) lahiriah. Apabila cinta tersebut sesuai
dengan apa yang diridhai Allah, maka ia akan menjadi ibadah. Dan sebaliknya,
jika tidak sesuai dengan ridha-Nya maka akan menjadi perbuatan maksiat. Berarti
jelas bahwa cinta adalah ibadah hati yang bila keliru menempatkannya akan
menjatuhkan kita ke dalam sesuatu yang dimurkai Allah yaitu kesyirikan.
Macam – macam Cinta
Macam – macam Cinta
Cinta yang dibangun karena
Allah akan menghasilkan kebaikan yang sangat banyak dan berharga. Ibnul Qayyim
dalam Madarijus Salikin (3/22) berkata: ”Sebagian salaf mengatakan bahwa suatu
kaum telah mengaku cinta kepada Allah lalu Allah menurunkan ayat ujian kepada
mereka:
“Katakanlah: jika kalian cinta kepada Allah maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian.” (Ali ‘Imran: 31)
“Katakanlah: jika kalian cinta kepada Allah maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian.” (Ali ‘Imran: 31)
Mereka (sebagian salaf)
berkata: “(firman Allah) ‘Niscaya Allah akan mencintai kalian’, ini adalah
isyarat tentang bukti kecintaan tersebut dan buah serta faidahnya. Bukti dan
tanda (cinta kepada Allah) adalah , faidah dan buahnya adalah kecintaan Allahrmengikuti
Rasulullahmaka kecintaanrkepada kalian. Jika kalian tidak mengikuti
RasulullahAllah kepada kalian tidak akan terwujud dan akan hilang.”
Bila demikian keadaannya, maka mendasarkan cinta kepada orang lain karena-Nya tentu akan mendapatkan kemuliaan dan nilai di sisi Allah.bersabda dalam hadits yang diriwayatkan dari Anas bin Malik
Bila demikian keadaannya, maka mendasarkan cinta kepada orang lain karena-Nya tentu akan mendapatkan kemuliaan dan nilai di sisi Allah.bersabda dalam hadits yang diriwayatkan dari Anas bin Malik
“Tiga hal yang barangsiapa
ketiganya ada pada dirinya, niscaya dia akan mendapatkan manisnya iman.
Hendaklah Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada selain keduanya, dan
hendaklah dia mencintai seseorang dan tidaklah dia mencintainya melainkan
karena Allah, dan hendaklah dia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah
Allah selamatkan dia dari kekufuran itu sebagaimana dia benci untuk dilemparkan
ke dalam neraka.” (HR. Al-Bukhari no. 16 dan Muslim no. 43)
Ibnul Qayyim mengatakan bahwa di antara sebab-sebab adanya cinta (kepada Allah) ada sepuluh perkara:
Ibnul Qayyim mengatakan bahwa di antara sebab-sebab adanya cinta (kepada Allah) ada sepuluh perkara:
·
Pertama, membaca Al Qur’an, menggali, dan
memahami makna-maknanya serta apa yang dimaukannya.
·
Kedua, mendekatkan diri kepada Allah dengan
amalan-amalan sunnah setelah amalan wajib.
·
Ketiga, terus-menerus berdzikir dalam setiap
keadaan.
Keempat, mengutamakan kecintaan Allah di atas kecintaanmu ketika bergejolaknya nafsu.
Keempat, mengutamakan kecintaan Allah di atas kecintaanmu ketika bergejolaknya nafsu.
·
Kelima, hati yang selalu menggali nama-nama
dan sifat-sifat Allah, menyaksikan dan mengetahuinya.
·
Keenam, menyaksikan kebaikan-kebaikan Allah
dan segala nikmat-Nya.
Ketujuh, tunduknya hati di hadapan Allah
Kedelapan, berkhalwat (menyendiri dalam bermunajat) bersama-Nya ketika Allah turun (ke langit dunia).
Ketujuh, tunduknya hati di hadapan Allah
Kedelapan, berkhalwat (menyendiri dalam bermunajat) bersama-Nya ketika Allah turun (ke langit dunia).
·
Kesembilan, duduk bersama orang-orang yang
memiliki sifat cinta dan jujur.
(Madarijus Salikin, 3/18, dengan ringkas)IKesepuluh, menjauhkan segala sebab-sebab yang akan menghalangi hati dari Allah
(Madarijus Salikin, 3/18, dengan ringkas)IKesepuluh, menjauhkan segala sebab-sebab yang akan menghalangi hati dari Allah
Cinta adalah Ibadah
Sebagaimana telah lewat, cinta merupakan salah satu dari ibadah hati yang memiliki kedudukan tinggi dalam agama sebagaimana firman Allah SWT :
“Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu.” (Al-Hujurat: 7)
“Dan orang-orang yang beriman lebih cinta kepada Allah.” (Al-Baqarah: 165)
“Maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya.” (Al-Maidah: 54)
adalah hadits Anas yang telahrAdapun dalil dari hadits Rasulullahdisebut di atas yang dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Al-Imam Muslim: “Hendaklah Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada selain keduanya.”
Macam-macam
cinta
Di antara para ulama ada
yang membagi cinta menjadi dua bagian dan ada yang membaginya menjadi empat.
Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdulwahhab Al-Yamani dalam kitab Al-Qaulul Mufid fi
Adillatit Tauhid (hal. 114) menyatakan bahwa cinta ada empat macam:
·
Pertama, cinta ibadah.
Yaitu mencintai Allah dan apa-apa yang dicintai-Nya, dengan dalil ayat dan hadits di atas.
Yaitu mencintai Allah dan apa-apa yang dicintai-Nya, dengan dalil ayat dan hadits di atas.
·
Kedua, cinta syirik.
Yaitu mencintai Allah dan juga selain-Nya.
Berfirman Allah:
“Dan di antara manusia ada yang menjadikan selain Allah sebagai tandingan-tandingan (bagi Allah), mereka mencintai tandingan-tandingan tersebut seperti cinta mereka kepada Allah.” (Al-Baqarah: 165)
Yaitu mencintai Allah dan juga selain-Nya.
Berfirman Allah:
“Dan di antara manusia ada yang menjadikan selain Allah sebagai tandingan-tandingan (bagi Allah), mereka mencintai tandingan-tandingan tersebut seperti cinta mereka kepada Allah.” (Al-Baqarah: 165)
·
Ketiga, cinta maksiat.
Yaitu cinta yang akan menyebabkan seseorang melaksanakan apa yang diharamkan Allah dan meninggalkan apa-apa yang diperintahkan-Nya. Allah berfirman:
“Dan kalian mencintai harta benda dengan kecintaan yang sangat.” (Al-Fajr: 20)
Yaitu cinta yang akan menyebabkan seseorang melaksanakan apa yang diharamkan Allah dan meninggalkan apa-apa yang diperintahkan-Nya. Allah berfirman:
“Dan kalian mencintai harta benda dengan kecintaan yang sangat.” (Al-Fajr: 20)
·
Keempat, cinta tabiat.
Seperti cinta kepada diri sendiri, anak, keluarga, diri, harta dan perkara lain yang dibolehkan. Namun tetap cinta ini sebatas cinta tabiat. Allahberfirman:
“Ketika mereka (saudara-saudara Yusuf ‘alaihis salam) berkata: ‘Yusuf dan adiknya lebih dicintai oleh bapak kita daripada kita.” (Yusuf: )
Jika cinta tabiat ini menyebabkan kita tersibukkan dan lalai dari ketaatan kepada Allah sehingga meninggalkan kewajiban-kewajiban, maka berubahlah menjadi cinta maksiat. Bila cinta tabiat ini menyebabkan kita lebih cinta kepada benda-benda tersebut sehingga sama seperti cinta kita kepada Allah atau bahkan lebih, maka cinta tabiat ini berubah menjadi cinta syirik.
Seperti cinta kepada diri sendiri, anak, keluarga, diri, harta dan perkara lain yang dibolehkan. Namun tetap cinta ini sebatas cinta tabiat. Allahberfirman:
“Ketika mereka (saudara-saudara Yusuf ‘alaihis salam) berkata: ‘Yusuf dan adiknya lebih dicintai oleh bapak kita daripada kita.” (Yusuf: )
Jika cinta tabiat ini menyebabkan kita tersibukkan dan lalai dari ketaatan kepada Allah sehingga meninggalkan kewajiban-kewajiban, maka berubahlah menjadi cinta maksiat. Bila cinta tabiat ini menyebabkan kita lebih cinta kepada benda-benda tersebut sehingga sama seperti cinta kita kepada Allah atau bahkan lebih, maka cinta tabiat ini berubah menjadi cinta syirik.
Mengatakan Syaikhul Islam
Ibnu Taimiyyah: “Ketahuilah bahwa yang menggerakkan hati menuju Allah ada tiga
perkara: cinta, takut, dan harapan. Dan yang paling kuat adalah cinta, dan
cinta itu sendiri merupakan tujuan karena akan didapatkan di dunia dan di
akhirat.” (Majmu’ Fatawa, 1/95)
menyatakan: “Dasar tauhid
Asy-Syaikh ‘Abdurrahman As-Sa’diadalah keikhlasan dalam mewujudkan cinta kepada
Allah. Cinta merupakan landasan penyembahan dan peribadatan kepada-Nya, bahkan
cinta itu merupakan hakikat ibadah. Tidak akan sempurna tauhid kecuali bila
kecintaan seorang hamba kepada Rabbnya juga sempurna.” (Al-Qaulus Sadid, hal.
110)
Bila kita ditanya bagaimana
hukumnya cinta kepada selain Allah? Maka kita tidak boleh mengatakan haram
dengan spontan atau mengatakan boleh secara global, akan tetapi jawabannya
perlu dirinci.
·
Pertama, bila dia mencintai selain Allah
lebih besar atau sama dengan cintanya kepada Allah maka ini adalah cinta
syirik, hukumnya jelas haram.
·
Kedua, bila dengan cinta kepada selain Allah
menyebabkan kita terjatuh dalam maksiat maka cinta ini adalah cinta maksiat,
hukumnya haram.
·
Ketiga, bila merupakan cinta tabiat maka yang
seperti ini diperbolehkan.
C.Kasih
sayang
Kasih sayang adalah perasaan
saying, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang.Dalam kehidupan
berumah tangga kasih sayang merupakan kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan
pertumbuhan dari cinta. Dalam kasih sayang sadar atau tidak sadar dari
masing-masing pihak dituntut tanggungjawab, pengorbanan, kejujuran, saling
percaya,saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan
yang bulat dan utuh. Bila salah satu unsure kasih sayang hilang, misalnya unsur
tanggungjawab, maka retaklah keutuhan rumah tangga itu.
Macam-Macam
Cinta Kasih Dari Orang Tua
Adanya kasih sayang ini mempengaruhi kehidupan sianak dalam masyarakat.Orang tua dalam memberikan kasih sayangnya bermacam-macam demikian pula sebaliknya, dari cara pemberian cinta kasih ini dapat dibedakan:
Adanya kasih sayang ini mempengaruhi kehidupan sianak dalam masyarakat.Orang tua dalam memberikan kasih sayangnya bermacam-macam demikian pula sebaliknya, dari cara pemberian cinta kasih ini dapat dibedakan:
1.Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat pasif
Dalam hal ini orang tua
memberikan kasih sayang terhadap anaknya baik berupa moral-material dengan
sebanyak-banyaknya, dan si anak menerima saja, mengiyakan tanpa memberikan
respon. Hal ini menyebabkan si anak menjadi takut, kurang berani dalam
masyarakat, tidak berani menyatakan pendapat, minder, sehingga si anak tidak mampu
berdiri sendiri di dalam masyarakat.
2.Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat aktif
Dalam hal ini si anak berlebih-lebihan memberikan kasih sayang terhadap orang tuanya, kasih sayang ini diberikan secara sepihak, orang tua mendiamkan saja tingkah laku si anak tidak memberikan perhatian apa yang diperbuat anak.
3.Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat pasif
Di sini jelas bahwa masing-masing
membawa hidupnya, tingkah lakunya sendiri-sendiri, tanpa saling memperhatikan.
Kehidupan keluarga sangat dingin, tidak ada kasih sayang, masing-masing membawa
caranya sendiri, tidak ada tegur sapa jika perlu, orang tua hanya memenuhi
dalam bidang materi saja.
4. Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat aktif
Dalam hal ini orang tua dan anak
saling memberikan kasih sayang dengan sebanyak-banyaknya, sehingga hubungan
antara orang tua dan anak saling intim dan mesra, saling mencintai, saling
menghargai, saling membutuhkan. Kasih sayang itu nampak sekali bila seorang ibu
sedang menyusui atau mengendong, bayinya itu diajak bercakap-cakap,
ditimang-timang,dinyanyikan, meskipun bayi itu tidak tahu arti kata-kata, lagu
dan sebagainya.
Contoh-contoh Tentang Kasih Sayang
Ø Kasih
sayang terhadap Allah
Ø Kasih
sayang terhadap Rasul
Ø Kasih
sayang terhadap sesama manusia
Ø Kasih
sayang terhadap hewan, dan
Ø Kasih
sayang terhadap tumbuhan
D.Kemesraan
Pengertian
kemesraan :
Kemesraan berasal dari kata mesra yang berarti erat atau karib sehingga
kemesraan berarti hal yang menggambarkan keadaan sangat erat atau karib.
Kemesraan juga bersumber dari cinta kasih dan merupakan realisasi nyata.
Kemesraan dapat diartikan sama dengan kekerabatan, keakraban yang dilandasi
rasa cinta dan kasih.
Puisi
Tentang Kemesraan
Kemesraan dapat menimbulkan
daya kreativitas manusia, menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan
kemampuan dan bakatnya. Kemesraan cinta tidak hanya terpatri dalam lubuk hati
masing – masing, tetapi juga memancar dari sinar mata keduanya. Saya pribadi,
tidak lihai dalam menulis puisi tentang kemesraan, tapi saya akan memberikan
contoh puisi yang bertemakan kemesraan dengan judul “Episode” karya W.S Rendra.
Kami
duduk berdua
di
bangku halaman rumahnya
Pohon
jambu di halaman rumah itu
berbuah
dengan lebatnya
dan
kami senang memandangnya
Angin
yang lewat
memainkan
daun yang berguguran
Tiba-tiba
ia bertanya:
”Mengapa
sebuah kancing bajumu
lepas
terbuka?”
Aku
hanya tertawa
Lalu
ia sematkan dengan mesra
sebuah
peniti menutup bajuku
Sementara
itu
aku
bersihkan
guguran
bunga jambu
yang
mengotori rambutnya
E.Pemujaan
Pemujaan adalah salah satu
manifestasi cinta manusia kepada Tuhannya, yang diwujudkan dalam bentuk
komunikasi ritual. Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Hal ini ialah karena pemujaan kepada Tuhan adalah inti,
nilai dan makna kehidupan yang sebenarnya.
Tuhan adalah pencipta,
tetapi Tuhan juga penghancur segala, bila manusia mengabaikan
perintahnya. Karena itu ketakutan manusia selalu mendampingi hidupnya dan
untuk menghilangkan ketakutan itu manusia memuja-Nya. Dalam surat
Al-Mu'minin ayat 98 dinyatakan: "Dan aku berlindung kepada-Mu. Ya Tuhanku,
dari kehadiran-Nya di dekatku". Karena itu jelaslah bagi kita semua, bahwa
pemujaan kepada Tuhan adalah bagian hidup manusia, karena Tuhan pencipta alam
semesta termasuk pencipta manusia itu sendiri.
F.Belas
Kasihan
Belas kasihan adalah emosi
manusia yang muncul akibat melihat penderitaan orang lain. Rasa belas kasihan
membuat orang-orang merasa iba sehingga ingin menolong atau memberikan sesuatu
yang bisa membahagiakan atau meringankan beban orang-orang yang mengalami
kesulitan atau musibah.
Belas kasihan juga
dilandaskan dengan rasa kasih sayang sesama manusia. Jadi sesama umat manusia
kita harus saling tolong menolong untuk meringkankan beban setiap orang yang
mengalami kesulitan. Sehingga setiap orang dapat merasakan kebahagiaan.
Cara
Menumpahkan Belas Kasih
Dalam kehidupan, banyak
sekali yang harus kita kasihani dan banyak pula cara yang dapat kita lakukan
untuk menumpahkan belas kasih tersebut. Yang perlu kita kasihani yaitu :
yatim piatu, orang - orang jompo yang tidak memiliki ahli waris, pengemis yang
benar - benar tidak mampu bekerja, orang sakit dirumah sakit, orang cacat,
masyarakat yang hidup menderita dan sebagainya.
Berbagai macam orang memberikan
belas kasihan tergantung pada situasi dan kondisi. Ada yang memberikan uang,
barang, makanan, pakaian dan lain - lain. Sungguh, alangkah baiknya jika kita
dapat lebih berempati terhadap orang yang membutuhkan.
G.Cinta
Kasih Erotis
Cinta kasih erotis yaitu
kehausan akan penyatuan dengan seseorang secara sempurna. Bersifat ekslusif,
bukan universal, pertama-tama cinta kasih erotis kerap kali di campurbaurkan
dengan pengalaman yang berupa jatuh cinta. Tetapi seperti yang telah dikatakan
terlebih dahulu, pengalaman intimitas, kemesraan yang tiba-tiba ini pada
hakekatnya hanya sementara.
Keinginan seksual menuju
kepada penyatuan diri, bukan merupakan nafsu fiksi belaka. Rupanya, keinginan
seksual dapat dengan mudah di dicampuri oleh perasaan yang mendalam. Dalam
cinta kasih erotis terdapat eksklusivitas yang tidak terdapat dalam cinta kasih
persaudaraan dan cinta kasih keibuan, sering kali eksklusivitas dalam cinta
kasih erotis di salah tafsirkan dan di artikan sebagai suatu ikatan hak milik,
contohnya seperti sepasang kekasih yang saling mencintai tanpa merasakan cinta
kasih terhadap orang di sekelilingnya.
Cinta kasih erotis apabila
benar-benar cinta kasih, mempunyai satu pendirian, yaitu: seseorang akan
sungguh-sungguh mencintai dan mengasihinya dengan jiwa yang sedalam-dalamnya
dan menerima pribadi orang lain. Cinta kasih hanya di anggap sebagai hasil
suatu reaksi emosional dan spontan. Dengan demikian, cinta kasih erotis
merupakan atraksi individual belaka maupun pandangan bahwa cinta kasih erotis itu
tidak lain dari perbuatan kemauan.
sumber :