Pengertian
Manajemen
Manajemen merupakan sebuah proses
terpadu dimana individu-individu sebagai bagian dari organisasi yang dilibatkan
untuk merencanakan, mengorganisasikan, menjalankan dan mengendalikan
aktifitas-aktifitas, yang kesemuanya diarahkan pada sasaran yang telah ditetapkan
dan berlangsung terus menerus seiring dengan berjalannya waktu. Agar proses
manajemen berjalan lancar, diperlukan sistem serta struktur organisasi yang
solid. Pada organisasi tersebut, seluruh aktifitasnya haruslah berorientasi
pada pencapaian sasaran. Organisasi tersebut berfungsi sebagai wadah untuk
menuangkan konsep, ide-ide manajemen. Jadi dapat dikatakan bahwa manajemen merupakan suatu rangkaian tanggung
jawab yang berhubungan erat satu sama lainnya.
Pengertian Proyek
Sebuah proyek merupakan suatu usaha atau
aktifitas yang kompleks, tidak rutin, dibatasi oleh waktu, anggaran, resources
dan spesifikasi performansi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Sebuah proyek juga dapat diartikan sebagai upaya atau aktifitas yang
diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran, dan harapan-harapan penting
dengan menggunakan anggaran dana serta sumber daya yang tersedia yang harus
diselesaikan dalam jangka waktu tertentu. Proyek selalu melibatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Senantiasa dibutuhkan pemberdayaan sumber daya yang
tersedia, yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran, dan harapan
penting tertentu. Aktifitas atau kegiatan pada proyek merupakan sebuah mata
rantai, yang dimulai sejak dituangkannya ide, direncanakan kemudian dilaksanakan,
sampai benar-benar memberikan hasil yang sesuai dengan perencanaannya semula. Proyek merupakan aktifitas yang bersifat
temporer. Selalu ada pembatasan dalam pelaksanaannya dan juga dalam skala
tertentu.
Jadi manajemen proyek itu sendiri adalah
kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan sumber
daya organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu
dengan sumber daya tertentu pula. Manajemen proyek sangat cocok untuk suatu
lingkungan bisnis yang menuntut kemampuan akuntansi, fleksibilitas, inovasi,
kecepatan, dan perbaikan yang berkelanjutan.
Ada tiga garis besar untuk menciptakan
berlangsungnya sebuah proyek, yaitu :
1. Perencanaan
Untuk mencapai tujuan, sebuah proyek perlu suatu
perencanaan yang matang. Yaitu dengan meletakkan dasar tujuan dan sasaran dari
suatu proyek sekaligus menyiapkan segala program teknis dan administrasi agar
dapat diimplementasikan.Tujuannya agar memenuhi persyaratan spesifikasi yang
ditentukan dalam batasan waktu, mutu, biaya dan keselamatan kerja. Perencanaan
proyek dilakukan dengan cara studi kelayakan, rekayasa nilai, perencanaan area
manajemen proyek (biaya, mutu, waktu, kesehatan dan keselamatan kerja, sumberdaya,
lingkungan, resiko dan sistem informasi.).
2. Penjadwalan
Merupakan implementasi dari perencanaan yang dapat
memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek yang meliputi
sumber daya (biaya, tenaga kerja, peralatan, material), durasi dan
progres waktu untuk menyelesaikan proyek. Penjadwalan proyek mengikuti
perkembangan proyek dengan berbagai permasalahannya. Proses monitoring dan
updating selalu dilakukan untuk mendapatkan penjadwalan yang realistis agar
sesuai dengan tujuan proyek. Ada beberapa metode untuk mengelola penjadwalan
proyek, yaitu Kurva S (hanumm Curve), Barchart, Penjadwalan Linear (diagram
Vektor), Network Planning dan waktu dan durasi kegiatan. Bila terjadi
penyimpangan terhadap rencana semula, maka dilakukan evaluasi dan tindakan
koreksi agar proyek tetap berada dijalur yang diinginkan.
3. Pengendalian
Proyek
Pengendalian mempengaruhi hasil akhir suatu proyek.
Tujuan utama dari utamanya yaitu meminimalisasi segala penyimpangan yang dapat
terjadi selama berlangsungnya proyek. Tujuan dari pengendalian proyek yaitu
optimasi kinerja biaya, waktu , mutu dan keselamatan kerja harus memiliki
kriteria sebagai tolak ukur. Kegiatan yang dilakukan dalam proses pengendalian
yaitu berupa pengawasan, pemeriksaan, koreksi yang dilakukan selama proses
implementasi.
Pengertian
Resiko
Resiko
dapat ditafsirkan sebagai bentuk keadaan ketidakpastian tentang suatu keadaan
yang akan terjadi nantinya (future) dengan keputusan yang diambil berdasarkan
berbagai pertimbangan pada saat ini.
Sedangkan manajemen risiko adalah
suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan
dengan ancaman maupun suatu rangkaian aktivitas manusia,termasuk : Penilaian risiko,
pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko
dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat
diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari
risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua
konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko tradisional terfokus pada
risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau
kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum).
Dalam perkembangannya Risiko-risiko yang dibahas
dalam manajemen risiko dapat diklasifikasi menjadi
- Risiko Operasional
- Risiko Hazard
- Risiko Finansial
- Risiko Strategik
Kategori Resiko :
1. Risiko
spekulatif
Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi
perusahaan yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian.Risiko
spekulatif kadang-kadang dikenal pula dengan istilah risiko bisnis(business
risk). Seseorang yang menginvestasikan dananya disuatu tempat menghadapi dua
kemungkinan. Kemungkinan pertama investasinya menguntungkan atau malah
investasinya merugikan. Risiko yang dihadapi seperti ini adalah risiko
spekulatif. Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi yang dapat
memberikan keuntungan dan juga dapat menimbulkan kerugian.
2. Risiko
murni
Risiko murni (pure risk) adalah sesuatu yang hanya
dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin
menguntungkan. Salah satu contoh adalah kebakaran, apabila perusahaan menderita
kebakaran,maka perusahaan tersebut akan menderita kerugian. kemungkinan yang
lain adalah tidak terjadi kebakaran. Dengan demikian, kebakaran hanya
menimbulkan kerugian, bukan menimbulkan keuntungan, kecuali ada kesengajaan
untuk membakar dengan maksud-maksud tertentu. Risiko murni adalah sesuatu yang
hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin
menguntungkan. Salah satu cara menghindarkan risiko murni adalah dengan asuransi.
Dengan demikian besarnya kerugian dapat diminimalkan. itu sebabnya risiko murni
kadang dikenal dengan istilah risiko yang dapat diasuransikan ( insurable risk
).
Perbedaan utama antara risiko spekulatif dengan
risiko murni adalah kemungkinan untung ada atau tidak, untuk risiko spekulatif
masih terdapat kemungkinan untung sedangkan untuk risiko murni tidak dapat
kemungkinan untung.
Ada beberapa cara pengelolaan risiko yang bisa kita
gunakan untuk mengendalikan tingkat risiko financial yang dihadapi, yaitu :
1.Menghindari Risiko (Avoiding Risk)
Cara pengelolaan risiko yang paling
mudah dilakukan adalah menghindari risiko sama sekali.Contoh :
untuk menghindari risiko jatuh sakit, maka seseorang akan menjaga stamina
tubuh dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, berolah raga
secara teratur dan tidak merokok serta tidak mengkonsumsi minuman beralkohol.
2.Mengendalikan Risiko (Controlling Risk)
Kita dapat berusaha mengendalikan risiko
dengan mengambil langkah-langkah preventif untuk mencegah dan mengurangi
risiko tersebut.Contoh : untuk mengurangi risiko kecelakaan saat membawa
kendaraan, maka seseorang akan memastikan bahwa kondisi ban, rem, kopling
dan mesin dalam keadaan baik, memakai pengaman, berhati-hati dan mematuhi rambu
lalu lintas.
3.Menerima Risiko (Accepting Risk)
Secara sederhana menerima risiko sama
dengan menanggung seluruh tanggung jawab financial atas risiko yang
terjadi tersebut.Contoh : seseorang tidak mengasuransikan rumahnya
terhadap risiko kebakaran, dan akan bersedia menanggung kerugian jika
terjadi risiko kebakaran terhadap rumahnya.
4.Mengalihkan Resiko (Transfering Risk)
Apabila seseorang mengalihkan risiko ke
pihak lain, maka ia mengalihkan tanggung jawab financial atas risiko
tersebut ke pihak lain, yang umumnya atas dasar pemberian imbalan. Cara
yang paling umum bagi seseorang, keluarga atau perusaaan untuk mengalihkan
risiko adalah dengan membeli pertanggungan asuransi.
Contoh
management proyek & resiko :
1). Proyek Pembuatan Jalan Tol
1). Proyek Pembuatan Jalan Tol
Proyek pembuatan jalan tol ini termasuk proyek yang
besar. Proyek jalan tol ini dibuat untuk menanggulangi kemacetan walaupun
sampai sekarang belum maksimal juga mengatasi kemacetan. Salah satu proyek
pembuatan jalan tol yaitu jalan tol padaleunyi, jalan tol ini harus dibuat
dengan perhitungan yang benar karena struktur tanah yang labil dan mudah
longsor dan jalannya pun yang naik turun. Resiko proyek ini yaitu jika
perhitungannya tidak benar atau tanah yang berada di bawahnya longsor akan
terjadi amblesnya jalan tol tersebut dan mengakibatkan kecelakaan.
2). Proyek Pembuatan Jembatan
Proyek pembuatan jembatan ini termasuk proyek yang
besar. Proyek pembuatan jembatan ini dibuat untuk menyebrangi kali atau sungai
dan laut. Salah satu contohnya pembuatan jembatan Suramadu, jembatan ini adalah
jembatan untuk menyebrangi laut dari Surabaya ke Madura maupun sebaliknya,
jembatan ini harus dirancang dengan baik dan diperhitunkan dengan benar dan
harus dengan bahan-bahan yang bagus dan juga harus dikerjakan dengan
orang-orang terbaik. Resiko proyek ini adalah jika ada baut yang ilang atau
bahan bahan yang tidak bagus maka jembatan akan rubuh.
Sumber :